Fakultas Kelautan dan Perikanan Universitas Syiah Kuala (FKP USK) mengadakan kegiatan transfer teknologi Budikdamber (Budidaya Ikan dalam Ember) pada siswa penyandang disabilitas di Sekolah Luar Biasa (SLB) YPPC Banda Aceh pada hari Kamis (09/11/2023). Kegiatan ini dihadiri oleh guru dan siswa SLB YPPC, dengan narasumber Dedi Fazriansyah Putra, S.St.Pi., M.Sc, dan Gunawan, S.Pi., M.M. Turut hadir beberapa dosen dari Program Studi Budidaya Perairan FKP USK.
Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada guru dan siswa SLB YPPC dalam merawat ikan lele dan sawi yang dibudidayakan bersama di dalam ember. Teknologi Budikdamber ini diharapkan dapat menjadi solusi praktis untuk menambah keterampilan hidup (life skill) siswa berkebutuhan khusus serta membantu dalam peningkatan biaya operasional sekolah.
Dedi Fazriansyah Putra, S.St.Pi., M.Sc, menjelaskan bahwa untuk mendapatkan hasil yang optimal, ember yang digunakan untuk budidaya harus ditempatkan di area yang terkena sinar matahari maksimal. “Sawi akan mulai tumbuh pada hari ke-3. Namun, jika terdapat kutu pada sawi, sebaiknya segera buang daun atau batang yang terinfeksi agar tanaman tidak menjadi keriting dan mati,” ujar Dedi.
Ia juga menambahkan bahwa pakan ikan lele harus diberikan 2-3 kali sehari secara rutin. “Untuk ikan lele dengan panjang 5-7 cm, gunakan pakan pf800, sedangkan ikan dengan panjang 10 cm bisa diberi pakan pf100. Ikan yang lebih besar dari 12 cm membutuhkan pakan khusus seperti 781-2, 781-1, atau 781,” jelasnya. Selain itu, penggantian air sangat diperlukan ketika nafsu makan ikan menurun, air berbau busuk, atau ikan menggantung dengan posisi kepala di atas dan ekor di bawah. “Penggantian air dilakukan sekitar 10-14 hari sekali, dengan menyedot 5-8 liter air, atau jika diperlukan, bisa mengganti seluruh air dalam ember,” tambah Gunawan, S.Pi., M.M.
SLB YPPC Banda Aceh menyambut baik kegiatan ini. Kepala sekolah, Dra. Kasidah, M.Pd, menyampaikan apresiasinya, “Kegiatan ini sangat bermanfaat untuk meningkatkan keterampilan hidup anak-anak berkebutuhan khusus, serta membantu menambah biaya operasional sekolah yang sangat terbatas. Kami berharap melalui program ini, bisa menjadi unit usaha yang dapat menambah gaji guru yang saat ini hanya 600.000 rupiah per bulan.”
Dalam pelaksanaannya, teknologi Budikdamber menggunakan bahan-bahan sederhana seperti ember 80 liter, sabut kelapa, gelas plastik, benih lele ukuran 5-12 cm sebanyak 60-100 ekor, tang kawat, bibit sawi, dan solder. Diharapkan, kegiatan ini mampu memberikan dampak positif bagi siswa SLB YPPC dalam mengembangkan keterampilan hidup dan mendukung kesejahteraan sekolah.
No responses yet