Program Studi Ilmu Kelautan FKP USK dengan bangga mengumumkan pemenang International Student Competition yang merupakan bagian dari rangkaian kegiatan Aceh International Sea Turtle Festival pada 28 Agustus 2024. Kompetisi ini diikuti oleh 31 mahasiswa S1 dari berbagai negara, termasuk Indonesia, Malaysia, China, dan Amerika Serikat.

Ketua Panitia, Chitra Octavina, M.Si, menyampaikan bahwa para peserta telah berkompetisi dalam tiga kategori: Poster, Essay Writing, dan Photography. Sebanyak 20 mahasiswa mengikuti lomba Poster, 5 mahasiswa berpartisipasi dalam Essay Writing, dan 6 mahasiswa berlomba di kategori Photography. Karya-karya mereka telah dikumpulkan sejak 16 Juli hingga 18 Agustus 2024.

Proses penjurian dilakukan dengan ketat, melibatkan juri-juri berkompeten dari berbagai institusi, yaitu:

  1. Universitas Syiah Kuala
  2. Metro TV
  3. Liberec Zoo, Ceko
  4. Indonesia Biru Foundation

Adapun para pemenang dalam kompetisi ini adalah sebagai berikut:

Kategori Photography:

  • 1st: Sanli Barasa dari Universitas Syiah Kuala
  • 2nd: Siti Rahmatya dari Universitas Syiah Kuala

Kategori Essay Writing:

  • 1st: Nurul Izzati, Nabilah Alwustha, Intan Malayana dari Universitas Syiah Kuala
  • 2nd: Intania Moula, Reefa Azzahra Rudi, Khalilah Najwa dari Universitas Syiah Kuala
  • 3rd: Arsa Cindy Safitri dari Universitas Syiah Kuala

Kategori Poster:

  • 1st: Oki Triono Aski dari Universitas Islam Nusantara
  • 2nd: Arsa Cindy Safitri dari Universitas Syiah Kuala
  • 3rd: Adam Adriansyah Putra dari Universitas Maritim Raja Ali Haji

Khusus untuk kategori Poster, terdapat penghargaan khusus (Honorable Mention) yang diberikan kepada Nanda Teguh Junianto dari Universitas Trunojoyo.

Acara ini ditutup oleh Wakil Dekan Bidang Sumberdaya dan Keuangan sekaligus Anggota Forum Konservasi Penyu Aceh, Prof. Dr. Nur Fadli, M.Sc. Dalam sambutannya, Prof. Nur Fadli menekankan pentingnya pelestarian penyu laut, yang merupakan salah satu spesies paling terancam punah di dunia. Penyu memiliki peran ekologi yang sangat penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem laut. Mereka membantu menjaga kesehatan padang lamun dan terumbu karang, yang merupakan habitat penting bagi banyak spesies laut lainnya. Selain itu, penyu juga berperan dalam menjaga siklus kehidupan laut dengan memakan ubur-ubur yang dapat mengancam populasi ikan jika dibiarkan berkembang biak tanpa kontrol.

Prof. Nur Fadli juga menyoroti tantangan besar yang dihadapi dalam upaya konservasi penyu, termasuk perburuan liar, perdagangan ilegal, dan kerusakan habitat. Oleh karena itu, beliau mengajak semua pihak, terutama generasi muda, untuk lebih peduli dan terlibat aktif dalam usaha pelestarian penyu.

Selain itu, dalam kesempatan yang sama, Prof. Nur Fadli juga meresmikan kegiatan ekskursi yang akan dilakukan pada akhir September 2024. Ekskursi ini akan menjadi salah satu langkah nyata dalam upaya peningkatan kesadaran dan edukasi tentang pentingnya pelestarian penyu dan ekosistem laut. Mahasiswa dari berbagai negara yang berpartisipasi dalam festival ini akan diajak untuk melihat langsung kondisi habitat penyu di Aceh dan turut serta dalam kegiatan konservasi, seperti pelepasan tukik (anak penyu) ke laut.

Dengan adanya kegiatan ekskursi ini, diharapkan para peserta dapat membawa pulang pengalaman berharga dan pengetahuan yang lebih mendalam tentang konservasi penyu, serta menjadi agen perubahan dalam upaya global untuk melestarikan satwa yang terancam punah ini.

Categories:

Tags:

No responses yet

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *